Senin, 21 September 2009

Diari Wisataku

DIARI WISATAKU

        Hai....siapapun yang baca diari ini harus tahu siapa yang nulis. Nama gue Dini. Pertama kali nulis diari ini tanggal 27 September 2009, umur masih 21 tahun 6 bulan 4 hari. Selama itu gue hidup belum banyak tempat yang udah gue jelajahi. Kalau menjelajah Bogor sih emang kabeukina becoz gue lahir dan besar di sini. Selain Bogor, tempat lain yang udah pernah didatengin yaitu:

-     Purworejo, ya iyalah secara tempat ini adalah kampung halaman orang tua.

-     Yogyakarta, tentunya jalan-jalan ke Malioboro, Candi Borobudur, Kebun Binatang Gembira Loka, dan pernah juga menjelajahi Gunung Kidul  yang gersang dan susah mendapatkan air, padahal lokasinya di dataran tinggi.

-     Lampung, satu-satunya tempat di luar pulau Jawa yang pernah gua datengin.

-     Jakarta, Ibukota negara. Dulu waktu kecil Jakarta adalah tempat tujuan wisata, tapi sekarang gue bisa bolak-balik Jakarta – Bogor kapanpun gue sempet dan gak hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga buat mampir ke rumah temen, nyari duit, dan nyari suasana baru.

-     Cianjur, tepatnya kabupaten Cianjur lewat Puncak Pass. Masih kawasan Puncak, jadi suasananya sejuk and banyak kebon tehnya.

-     Sukabumi, tepatnya ke Pelabuhan Ratu yang anginnya kuenceng dan berombak tinggi. Selain itu gue juga pernah ke Gunung Halimun waktu masih SMA. Tempatnya gak jauh beda kayak Puncak, banyak kebon tehnya, tapi gunungnya kalo malem-malem lebih dingin dari Gunung Salak loh!

-     Banten, tepatnya ke Pantai Anyer yang terkenal. Katanya bisa ngeliat anak Gunung Krakatau, tapi gue gak ngeliat apa-apa.

-     Depok, haha...ya iyalah secara gue kuliah di situ.

-     Beberapa kota di Jawa Tengah lainnya, gue lupa nama kotanya secara waktu ke sana masih kecil, gak begitu peduli dengan nama tempat, tapi yang gak pernah gue lupain adalah tempat itu berbukit-bukit nan hijau, sejuk, rumah-rumah sederhana yang kebanyakan memasang parabola, dan jalannya cuma satu jalur.

 

        Atas nama Dini Ariesti yang bercita-cita menjadi guide, duta wisata, dan petualang Indonesia dan dunia, gue akan memulai DIARI WISATA ini. Semoga pembaca bisa menikmati indahnya perjalanan gue dan tulisan ini bisa menjadi referensi wisata anda.

NB: Maaf kalau di diari ini ada tulisan-tulisan aneh yang tidak dimengerti dan kurang berkenan di hati pembaca karena gue orangnya Mood-ian, gampang stress, dan kadang waras - kadang gak waras. Sesuai dengan jurusan yang gue ambil di kampus, sastra, gua juga akan memasukkan bahasa-bahasa yang udah gue kuasai, pernah dipelajari, atawa sedang dipelajari, jadi pembaca juga bisa sekalian belajar bahasa.       

 

Hoy es miércoles (Rabu) 23 de Septiembre de 2009 (spanish)

               Penjelajahan pertama gue dimulai di Kota Bogor yang dikenal masyarakat sebagai Kota Hujan. Sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal di Indonesia Bogor sering didatangi wisatawan lokal dan mancanegara. Selain sebagai kota penyangga ibukota negara Kota Bogor ini juga sebagai kota pelampiasan kesuntukan, kebosanan, dan kejenuhan masyarakat Jakarta yang sibuk bekerja. Menyadari hal itu, maka wajar Pemerintah Kota Bogor sejak dulu sangat concern mengembangkan industri pariwisata di daerahnya.

          Bagi masyarakat Bogor sendiri mungkin sudah biasa melihat midori-midori (Jepang: menyatakan banyak pohon yang menghijau), namun bagi masyarakat di luar Bogor khususnya Jakarta yang menurut bahasa lebainya “jarang ngeliat pohon” Bogor merupakan tempat yang nyaman untuk menghirup udara segar dan melihat alam nan indah. Karena kenyamanan itu juga, maka Bogor juga disebut-sebut sebagai tempat yang nyaman untuk shooping (biasanya orang di luar Bogor seneng banget belanja pakaian dan tas-tas asli buatan Bogor ni). Melihat potensi industri wisata dan fashion di Bogor ini terus berkembang, maka pastilah industri makanan (atau bahasa ngtrennya “Kuliner”) juga ikut berkembang. Jadi, sekarang ini kalau kalian nanya ke temen yang bukan orang Bogor dan gak punya kerabat ato kenalan di Bogor, “Mo ngapain ke Bogor?” Jawabannya gak jauh dari, “Mau jalan-jalan ke Puncak, Ke Taman Safari, Ke Kebon Raya, Mo Nginep di Villa, Mau naek gunung, Mau nyari baju, Mau hunting tas, Mau wisata kuliner, dan rupa-rupa alesan laennya yang gak jauh kaitannya dengan wisata. Jadi, sok atuh barudak Bogor, dipikanyaah ka Kota sorangan, bangga jeung kamashuranana pikeun wisata! Carana kumaha? Ulah gengsi lamun rék ka Kebon Raya “Ah bosen ke Kebon Raya mah, eweuh nanaon, mendingan gé ka emmol.”

          Just information for You guys, gue ikutan komunitas Travbuddy dan menurut daftar destinasi wisata favorit di Indonesia yang ada di Travbuddy Bogor berada di urutan delapan dari puluhan sampai ratusan destenasi wisata yang ada loh!

          Demikian basa-basi gue mengenai Bogor dan sekarang kita lihat yuk Poto-Poto Bogor yang udah gue ambil selama libur lebaran tertanggal 23 September 2009.


Poto ini diambil di luar pager Istana Bogor. Ini adalah rusa tutul jantan. Spesies ini aslinya dari Nepal loh.







Poto ini diambil dari luar pager Istana Bogor. Kalau teman-teman ngelewatin Istana Bogor jangan segan bertandang sebentar untuk melihat rusa. Rusa atau yang biasa disebut kijang ini jinak-jinak loh! Mereka suka  manusia yang mendekati pagar Istana. Mereka suka disapa, dibelai, dan dikasih makan wortel dan sayuran.




Apa kalian pernah menyangka kalau Istana itu cuma miara rusa dan unggas? Ternyata Istana miara reptil juga loh....ini buktinya. Si kadal lagi istirahat siang. Kadalnya lumayan besar daripada kadal standar yang biasa kita temuin di ladang, puun, atau leuweung. Kalau diliat-liat tampangnya gak jauh beda sama biawak atau komodo ya!







Poto ini diambil pas libur lebaran, jadi jangan heran kalau trotoar istana rame banget, banyak pedagangnya gitu. Kalau di hari kerja sih biasanya sepi dan gak ada pedagang. Boneka-boneka rusa itu baru diproduksi tahun 2009 loh, pokoknya semenjak rusa-rusa itu diperhatiin sama pejalanan kaki dan mulai menjadi “maskot” Kota Bogor.








Ini dia Istana Bogor nan gagah dan rupawan. Potonya diambil dari Kebun Raya karena kita gak bisa masuk sembarangan ke Istana. Istana Bogor hanya menyelenggarakan Open House tiap tanggal 20an Mei, menjelang ulang tahun Bogor tanggal 3 Juni. Kalau kalian ada yang berminat mengunjungi Istana jangan lupa daftarkan rombongan kalian atau diri kalian di kantor DPRD Kota Bogor, seberang Sekolah Budi Mulia.



Istana Bogor tampak depan. Potona diambil dari gerbang utama Istana.








Ini dia Delman. Tiap kali lewat Istana pandangan gue tidak pernah luput dari kuda-kuda delman itu. Kuda adalah salah satu hewan favorit gue, gue pengen banget miara kuda poni. Kalau ke Bogor rasanya kurang afdol kalo gak naek delman.

Becak-becak Bogor ni melayani rute Kejaksaan – Pasar Bogor – Paledang – Jembatan Merah. Becak-bacak ini resmi loh, harus pake plat nomer.


Sekarang kita tengok yuk Kebun Raya Bogor. Gue mulai startnya dari Taman Mexico. Ini dia Foto-Foto di Mexico Garden.

Kaktusnya lumayan besar. Kuncupnya banyak, tapi sayang, rusak. Liat tuh, banyak nama-nama orang di situ. Si ini Luv ini, Si itu Luv itu. Gue tahu mereka yang melakukan itu punya tujuan untuk mengabadikan nama mereka supaya hubungannya tetep langgeng. Tapi, alangkah baiknya jangan mengukir nama di situ, cukup dalam hati aja. Kasian kan Kaktusnya. Andaikan kaktus bisa bicara, pasti mereka sedang menangis sekarang ini karena tiap goresan yang ditorehkan manusia itu pasti rasanya sakit, sama sakitnya kalau kita teriris pisau.

            Ini salah satu kawanan pohon yang ada di Taman Mexico. Salah satu ciri pohon Mexico adalah daun-daun berduri.

             Kalau kata gue sih ini pohon kamboja yang tumbuh liah di komplek pemakaman, tapi ini ada juga loh di Mexico.


                                               Ini adalah lambang negara Indonesia, Burung Garuda.


                                                               Kelalawar berterbangan di pagi hari


Selain rusa, kadal, kelalawar, burung, and bebek, Kebon Raya juga miara kucing. Entah sejak kapan kucing ini masuk ke gerbang Kebon Raya atau emang dari lahir udah ada di situ.

                                                  Kupu-kupu yang baru menetas dari kepompongnya


               Ini salah satu bunga teratai yang lagi blooming di tanggal 23 September 2009. Lihat deh! Mekarnya perfekto banget ya!

            Ini teratai raksasa dari Brazil yang ada di danau Kebun Raya. Kalau lagi berbunga banyak, danaunya indah banget.

                           Ini teratai yang lebih kecil. Kuncupnya aja udah indah apalagi kalo udah mekar.


                                                             Bunga krisan warna-warni




                                                        Bunga-bunga kana deket lapangan




             Bunga-bunga anggrek ini adanya di Orchidarium. Dari lapangan Kebun Raya belok kiri. I love orchid so much!


                                                      Ini dia Pohon-pohon yang sempet gue poto



              Ini adalah pohon asem. Buahnya gedeeeeeeeee banget dan bergelantung di mana-mana.

               Setiap pohon di Kebun Raya Wajib pake tanda pengenal kayak gini nih. Menunjukkan nama latinnya plus daerah asal nenek moyangnya.

Pohon-pohon tinggi menjulang adalah ciri khas vegetasi Kebun Raya Bogor. Pohon-pohon ini sebagian besar lahir di tahun 1700-1800-an loh alias usianya udah ratusan tahun. Maklum Kebun Raya dulunya adalah tempat penilitian botani tina Jaman Walanda. Sebagai informasi tambahan, sejak Jaman Belanda kawasan Bogor adalah tempat yang sengaja difungsikan sebagai tempat konservasi tumbuhan (serba Botani istilahnya mah) dan karena alamnya yang indah dan suhu udara yang sejuk maka Bogor juga menjadi tempat peristirahatan para bangsawan Belanda dan tentunya Thomas Stamford Raffles dari Inggris yang terkenal itu loh! Orang Belanda dulu menyebut Bogor BuitenZorg yang artinya “tanpa kekhawatiran”.


Nah, sekian perjalanan gue di kisaran Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor di tanggal 23 September 2009. Nantinya akan ada ulasan lain tentang tempat-tempat wisata lain di Bogor yang tentunya sayang kalau dilewatin buat kalian yang suka travelling.


Rabu, 16 September 2009

Golden Cat Club

GOLDEN CAT CLUB



GoldenCatClub adalah 3 kucing lokal berbulu emas: Enyeng, Aslan, Ucup. Sebenernya ini kucing piaraan tetangga, tapi karena suka dikasih makan di rumah gue jadi mereka nongkrongnya di rumah gue. "Berasa di Warteg aja". Mereka gak pernah berantem, paling pas rebutan makanan ada lah cakar-cakaran, tampar-tamparan, and pukul-pukulan, tapi gak pake kuku. Ketiga kucing ini bersahabat dan mereka punya musuh bebuyutan yang tampangnya sangar, berbulu motif sapi, and berwajah besar (dikenal sebagai preman penguasa para kucing cewek di kampung). Kucing sangar itu paling gua benci, tapi kasian juga ya....dia selalu menyendiri karena gak punya teman. 

Inilah profil mereka, dari kiri

1. Enyeng

ciri-ciri: Buntut panjang, kurus, warna emas belang-belang, bulu putih di dada, kumis panjang karena gak pernah dicukur, jarang berantem, mata warna ijo, suara cempreng and toa, cerewet, and sering belekan.

Keseharian Enyeng: Kalo mampir ke rumah paling suka nangkring di depan pintu rumah, di atas karpet ijo yang udah bulukan. Kalo udah sangat kelaparan dia suka cuek masuk rumah and langsung lari ke depan meja makan....Meongannya bernada loh, sayang gak bisa direkam karena gue galtek.



2. Aslan


ciri-ciri: Buntut ukuran normal, gak kurus gak gemuk, bulunya pendek, pure golden, ganteng, gagah, cool, berwibawa, jarang ngomong, warna mata ijo, mukanya kayak singa jadi namanya ASLAN.

Keseharian Aslan: Kalo mampir ke rumah cuma buat ngecek apa ada gue di rumah, karena dia cuma kenal gw (sebagai mbak2 yang suka ngasih sampah ikan ayam). Kalo gue gak ada ato gak dapet makanan, ya pergi lagi....tanpa say Hi sama orang-orang yg ada di rumah selain gue. Kalo udah ngumpul bertiga, dia yang paling maruk. Tiap kucing makanannya udah di jatah, tapi dia suka ngambil makanan milik orang lain. Kadang Si Enyeng yang jadi korban, tapi paling sering sih Si Ucup.


3. Ucup


ciri-ciri: Buntut pendek muringkel, gak kurus gak gemuk tapi badannya buntek kayak trenggiling, bulunya pendek, matanya ijo and sering belekan, kumis panjang tak terurus, ganteng, bersih, meongannya kayak kucing cewek (kadang suka gua ledekin), letoy alias cimepleu alias lenje alias lemes ta'keuyeup-keuyep.

Keseharian Ucup: Awalnya pertama kali kenal Ucup, dia adalah kucing kanibal yang suka makan anak kucing, tapi ke sini-sini dia udah gak kanibal lagi semenjak ketemu gue (mungkin karena gw nasehatin dia kalo kanibal itu dosanya gede). Tempat favorit waktu nongkrong di rumah adalah kursi teras yang enak banget dipake bobo. Ucup itu kucing paling males dan paling lenje sedunia. Kenapa? Kerjaannya tidur mulu, gaya jalannya kayak maling, mengendap-ngendap (tanpa gue ketahui tiba-tiba dia udah ada di depan meja makan atau tiba-tiba duduk di sebelah gue tanpa gue ketahui kedatangannya), and kalo badannya diangkat berasa ngangkat baju yang baru dicuci, badannya terkulai ke bawah, pokoknya bener-bener lenje apalagi ditambah tatapan memelas. Oh ya....sangking lemesnya, dia kucing yang paling anti berantem, selalu bersembunyi di belakang teman-temannya yang siap bertempur kalau kepepet ketemu "Si Kucing Preman". Dia juga kucing yang suka mengalah, dia rela makanannya diambil teman-temannya (gak ada perlawanan sama sekali). Kadang gue ngrasa rugi ngasih makan ke dia.